NEWSOPINIREGIONAL

Fenomena Prostitusi di Jawa Barat

SUNDANESIA.COM – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kasus prostitusi di Jawa Barat (Jabar), pada 2024, di wilayah berjuluk Tanah Pasundan ini menjadi lokasi keberadaan pekerja seks komersial (PSK) terbesar di Indonesia.

Bagaimana tidak, pada tahun lalu, BPS mencatat terdapat 79 desa kelurahan yang menjadi tempat mangkal PSK di 19 kabupaten/kota di Jabar. Terbanyak berada di Kabupaten Bekasi dengan 17 lokasi, Indramayu 13 lokasi dan Subang 7 lokasi.

Data ini pun tertuang dalam Statistik Potensi Desa Jawa Barat 2024. Dalam data yang disajikan, terdapat lima permasalahan sosial di desa/kelurahan di Jabar, salah satunya terkait keberadaan PSK dan Prostitusi.

Ketua Tim Statistik Sosial BPS Jabar Isti Larasati menyatakan, data itu diolah dari hasil pendataan potensi desa yang pada Mei 2024 dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada aparat desa soal potensi yang dimilikinya. Selasa (12/01/2025)

“Jadi salah satu pertanyaan di pendataan potensi desa adalah kami menanyakan apakah desa ini ada lokasi PSK, baik yang dikelola secara berkelompok atau individu. Jadi lokasi mangkal PSK itu yang menjajakan diri secara komersil ya,” demikian wawancara dengan Isti saat itu.

“Berdasarkan keterangan dari aparat desa, kami mencatat se-Jawa Barat ada 79 desa atau kelurahan yang memiliki keberadaan lokasi PSK,” ucapnya menambahkan.

Kemudian dalam penjelasannya, Isti menyatakan bahwa dalam survei itu, BPS menanyakan tentang keberadaan PSK yang terbilang berstatus legal maupun ilegal. Hanya saja, kesimpulan dari survei yang dilakukan tidak sampai tentang 79 desa kelurahan dengan keberadaan PSK apakah legal atau ilegal.

“Kalau dari konsep yang kita tanyakan di rincian pertanyaan terkait lokasi PSK itu mencakup yang legal maupun yang ilegal. Jadi ketika aparat desa mengetahui ada lokasi mangkal PSK baik legal maupun ilegal dan ketika aparat desa menyatakan ada di desa kami, maka itu tercatat di desa itu ada lokasi mangkal gitu,” jelasnya.

Rupanya, ada sejumlah faktor dari hasil pengumpulan data sehingga menunjukkan angka 79 desa kelurahan sebagai penyumbang terbanyak lokasi mangkal PSK. Salah faktor terbesarnya tentu masalah perekonomian. Tapi, BPS kata Isti tidak melakukan kajian lebih mendalam soal penyebab keberadaan lokasi PSK di 79 desa kelurahan tersebut.

“Kita tidak menanyakan lebih lanjut terkait dengan faktor apa yang menyebabkan wilayah mangkal atau bahasa kalau dulu tuh lokalisasi ya. Kita tidak sampai sejauh itu. Tetapi kalau fenomena umum ya bisa jadi karena faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan atau memang mungkin bisa saja di daerah sana adalah daerah dengan mobilitas tinggi,” tandasnya.

(USEP S)

Related posts

Kapolresta Bandung Yang Baru Kini Dijabat Mantan Kapolres Cimahi

SUNDANESIA

Sistem Zonasi Dihapus, Kartu Keluarga Kini Tidak Lagi Jadi Patokan

SUNDANESIA

Ikut Dukung Program Pemerintah Pusat, Polresta Bandung Ikut Andil Tanam Jagung 1juta Hektar Serentak Di Ciparay.

SUNDANESIA

Leave a Comment